Dentuman sedam basoka menggelegar
Bau mesiu menguar terbang
Memporak – porandakan hati setiap ibu
Di mana buah hatinya, di mana sandarannya
Prahara mengundang duka nestapa
Dentingan pedang dan goresan bambu runcing
Anak kecil menangis, bersimbah darah
Terasa sekali belenggu kolonial
Penuh gundah gulana, tanpa nirwana
Secercah cahaya hadir
Kata merdeka yang tadinya delusi akhirnya terjadi
Tetapi apa?
Bukan dentuman basoka yang didengar
Tapi dentuman mobil terbakar akibat tawuran
Bukan bau mesiu yang memenuhi rongga
Tapi bau ciu dan sejawatnya yang membuat kita gila
Bukan denting pedang yang berdenging
Tapi dentingan chat yang terasa bising
Terkadang, bumi menangis, langit marah
Gunung tidak terima, laut murka
Mereka hanya membuat disintegrasi
Dan nahasnya, mereka tidak sadar betapa rapuhnya bumi
Aku merasa dewana pada bumantara
Tapi apa daya
Bumi kecewa pada anak asuhnya yang durhaka
Nurina Zhafirah